13 Juli 2009

[Motor] Memilih Kekentalan/SAE Oli Mesin



Hal2 yg perlu dipahami ttg kekentalan/SAE oli mesin:
  1. Kekentalan/SAE suatu oli mesin bukanlah ukuran mutu suatu oli. SAE hanyalah sebagai pembeda atau kelas2 suatu oli mesin berdasarkan tingkat sifat kekentalannya.
  2. SAE rendah (encer) tidak identik dengan mutu yg lebih baik dibandingkan yg kental.
  3. Makna sesungguhnya dari kode SAE bukanlah sekedar encer atau kental, tetapi lebih berkaitan pada kemampuan oli tersebut untuk beradaptasi pada suhu rendah dan tinggi. Kode SAE 20W50 misalnya, makna dibalik kode ini sebenarnya, suatu oli yg memiliki kemampuan (telah lulus uji) distarter pada suhu (minus) -10 C dan bisa dialirkan di dalam mesin sampai suhu -20 C . dan memiliki minimum keketalan tertentu pada suhu tinggi 150 C (HTHS). Untuk SAE 10W40 , lulus uji sampai – 30 . Semakin kecil angka SAE dg Huruf W semakin dingin suhu ujinya, dst.
  4. Oli yg paling umum dipakai di negara bersalju adalah SAE 10W30 dan 5w30, apapun jenis mobilnya. Disini faktor pertimbangnnya murni kondisi/suhu di negara tsb. Kalau memakai oli 20w50, kendala utamanya adalah jenis oli tersebut bisa membeku pada kondisi dingin/salju di negara tsb. Utk Di Indonesia, sejatinya, menurut lembaga API berapapun kode SAE bisa dipakai tanpa mesti khawatir bermasalah dimesin. Dan lebih utama adalah SAE 20w50,10w40. Namun utk ”performa/kinerja” mesin2 modern, oli2 lebih encer menjadi layak dipertimbangkan.
  5. Pada umumnya oli kental + aditif friksi dan anti aus yg bagus, lebih memiliki sifat perlindungan yg lebih baik pada mesin dibandingkan yg encer. Kalau cuma kental aja tapi aditifnya jelek ga berpengaruh. Oli encer lebih mendukung pada performa dan irit bensin, namun kekurangannya relatif kurang baik pada perlindungan mesin. Dan cenderung memperpendek usia mesin.
  6. Kekentalan/SAE bukanlah satu2nya hal yg mendukung kinerja dan perawatan mesin. Kandungan aditif pada oli lebih menentukan baik tidaknya perawatan mesin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar